Hasilkarya seni rupa terapan selanjutnya adalah keramik. Keramik sendiri merupakan salah satu karya seni rupa yang memang sudah ada dan berkembang sejak dulu. Selain untuk dinikmati nilai estetika atau keindahannya, seni keramik sekarang juga digunakan sebagai perabotan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
bypurnama Wednesday, April 20, 2016. Jenis-Jenis Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat. Untuk memenuhi kebutuhan belajar anda, khususnya pada materi seni budaya, kini saatnya anda untuk mengenal lebih lanjut apa saja macam karya seni rupa terapan seni rupa. Secara umum sudah saya jelaskan apa pengertian seni rupa itu, nah dalam pembagiannya
SyaratKenyamanan Hasil Seni Kriya . Kenyamanan merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh karya benda kriya. Dalam hal desain, kenyamanan dari penggunaan karya seni kriya disebut ergonomis. . wayang golek. d). seni fotografi. 1990, "Sejarah Seni Rupa Eropa", IKIP Semarang Press, Semarang. Agus, 1986, "Seni, Desain dan Teknologi
C Suatu karya seni rupa yang memiliki dua sisi, yaitu sisi panjang dan sisi lebar. Wayang merupakan hasil motif hias seni rupa . A. Tiga Dimensi C. Dua Dimensi. B. Empat Dimensi D. Satu Dimensi. 4. Gambar di samping menunjukkan birama . A. 4/4 C. 2/4. B. 6/8 D. 3/4. 5. Lagu Halo - halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki dinyanyikan
Motifhias pada karya seni rupa tiga dimensi melambangkan nenek moyang atau lambang kesaktian. D. Motif Ilmu Ukur. Motif ilmu ukur yang tertera pada karya seni rupa tiga dimensi berupa bentuk-bentuk tumpal, pilin berganda meander, dan swastika. Salah satu acuan motif hias ilmu ukur terdapat pada periuk tertutup dari Makasar, pada hiasan rumah Toraja.
oYEMeA. Pagelaran wayang kulit oleh dalang terkemuka di Indonesia, Ki Manteb Sudarsono. Wayang kulit Hanacarakaꦮꦪꦁꦏꦸꦭꦶꦠ꧀ adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wayang berasal dari kata “Ma Hyang” yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna “bayangan”, hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak blencong, sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang lakon, penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar. Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem standard tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan gubahan. Beberapa cerita diambil dari cerita Panji, maupun kisah Rohani dari agama Islam, Kristen, Hindu, Budha. Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal seven November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat. Pembuatan [sunting sunting sumber] Proses pembuatan wayang kulit. Wayang kulit dibuat dari bahan kulit sapi yang sudah diproses menjadi kulit lembaran, per buah wayang membutuhkan sekitar ukuran 50 10 30 cm kulit lembaran yang kemudian dipahat dengan peralatan yang digunakan adalah besi berujung runcing berbahan dari baja yang berkualitas baik. Besi baja ini dibuat terlebih dahulu dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada yang runcing, pipih, kecil, besar dan bentuk lainnya yang masing-masing mempunyai fungsinya berbeda-beda. Namun pada dasarnya, untuk menata atau membuat berbagai bentuk lubang ukiran yang sengaja dibuat hingga berlubang. Selanjutnya dilakukan pemasangan bagian-bagian tubuh seperti tangan, pada tangan ada dua sambungan, lengan bagian atas dan siku, cara menyambungnya dengan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Tangkai yang fungsinya untuk menggerakkan bagian lengan yang berwarna kehitaman juga terbuat berasal dari bahan tanduk kerbau dan warna keemasannya umumnya dengan menggunakan prada yaitu kertas warna emas yang ditempel atau bisa juga dengan dibron, dicat dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang menggunakan prada, hasilnya jauh lebih baik, warnanya bisa tahan lebih lama dibandingkan dengan yang bront. Jenis-jenis wayang kulit berdasarkan daerah [sunting sunting sumber] Wayang kulit dilihat pada sisi bayangannya. Wayang Kulit Cengkok Kedu Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta Wayang Kulit Gagrag Jawa Timur Wayang Kulit Gagrag Surakarta Wayang Kulit Gagrag Banyumasan Wayang Kulit Gagrag Jawa Timuran Wayang Kulit Purwo Ponorogo Wayang Krucil Wayang Klitik Wayang Kancil Wayang Suluh Wayang Kulit Bali Wayang Kulit Banjar Borneo Selatan Wayang Palembang Sumatra Selatan Wayang Betawi Jakarta Wayang Kulit Cirebon Jawa Barat Wayang Kulit Sasak Lombok Wayang Kulit Madura sudah punah Wayang Siam Kelantan, Malaysia Dalang wayang kulit [sunting sunting sumber] Dalang yang sedang memainkan dua Gunungan, figur khusus yang digunakan sebagai pembuka dan penutup pertunjukan wayang kulit. Dalang adalah bagian terpenting dalam pertunjukan wayang kulit wayang purwa. Dalam terminologi bahasa Jawa, dalang halang berasal dari akronim ngudhal piwulang . Ngudhal artinya membongkar atau menyebar luaskan dan piwulang artinya ajaran, pendidikan, ilmu, informasi. Jadi keberadaan dalang dalam pertunjukan wayang kulit bukan saja pada aspek tontonan hiburan semata, tetapi juga tuntunan. Oleh karena itu, disamping menguasai teknik pedalangan sebagai aspek hiburan, dalang haruslah seorang yang berpengetahuan luas dan mampu memberikan pengaruh baik pada permainan tersebut. Dalang-dalang wayang kulit yang mencapai puncak kejayaan dan melegenda antara lain almarhum Ki Tristuti Rachmadi Solo, almarhum Ki Narto Sabdo Semarang, gaya Solo, almarhum Ki Surono Banjarnegara, gaya Banyumas, almarhum Ki Timbul Hadi Prayitno Yogyakarta, almarhum Ki Hadi Sugito Kulonprogo, Yogyakarta, Ki Soeparman gaya Yogyakarta, Ki Anom Suroto gaya Solo, Ki Manteb Soedharsono gaya Solo, Ki Enthus Susmono, Ki Agus Wiranto, almarhum Ki Suleman gaya Jawa Timur, almarhum Ki Sugino Siswocarito gaya Banyumas. Sedangkan pesinden yang legendaris adalah almarhumah Nyi Tjondrolukito. Lihat pula [sunting sunting sumber] Daftar Tokoh Wayang Ketoprak Ludruk Wayang golek Wayang orang
– Kesenian mengacu pada nilai keindahan estetika yang berasal dari verbal hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. Nusantara dikenal mempunyai beraneka ragam motif hias. Motif hias disebut juga ornamen, motif hias dimiliki oleh setiap kawasan Nusantara. Motif hias pada karya seni rupa Nusantara memakai motif-motif tertentu, sesuai kekhasan tradisi daerah masing-masing. Motif hias tersebut dibentuk pada bidang-bidang, contohnya segi tiga, segi empat, dan bundar. Motif-motif hias itu antara lain motif hewan, manusia, geometris, dan motif lain. Ada bermacam-macam motif hias, seperti motif tumbuhan, hewan, manusia, dan motif lain. Motif-motif hias tersebut terdapat pada kain songket, tenun, celup ikat, dan batik. Berikut acuan-acuan motif tumbuhan, hewan, insan dan motif lain. A. Motif Tumbuhan Motif flora atau sulur-suluran banyak terdapat pada karya seni rupa tiga dimensi berupa bentuk-bentuk yang telah distilir. Motif tersebut diterakan pada berbagai alat atau media mirip kayu, watu, dan logam. Motif hias tersebut tersebut berfungsi sebagai dekoratif atau sebagai penghias bidang. Beberapa pola motif tumbuh-tumbuhan terdapat pada serambi muka rumah adab jawa dan Madura. paso kuningan, dan tempat sirih dari Kalimantan Selatan, baskom emas dari klungkung, tempolong dari Jakarta, sarung keris dari Jawa Tengah, tudung emas dan pending perak dari Bima, talam perunggu dari Sidoarjo, dan pada talam perak dari Bima. Motif hias tanaman juga banyak terdapat pada kain batik, wujudnya berupa hiasan yang diperoleh dari obyek yang distilir, motif hias tersebut mampu menentukan suatu kain batik pada corak-corak tertentu seperti corak ceplok, corak parang, corak semen, corak wirasat. Motif tumbuhan seperti haknya pada karya seni rupa dua dimensi merupakan lambang kesuburan. Terutama pada motif pohon hayat dan gunungan pada wayang kulit. B. Motif Hewan Motif hewan pada karya seni rupa tiga dimensi berupa bentuk bentuk alami atau yang telah digayakan. Motif hias tersebut dapat berupa motif hias yang diterakan pada suatu media atau berupa karya seni rupa itu sendiri. Beberapa contoh motif hias hewan mampu ditemukan pada tongkat dan hiasan rumah batak yang berupa motif hias binatang kerbau. Selain itu juga terdapat pada tiang rumah dan keranda jenazah Toraja. Motif hias gajah terdapat pada batu nisan di Mandailing, keris Bali dan Surakarta. hulu keris Cirebon dan Jawa, Motif hias kuda terdapat pada bahtera penjenazahan dan kerikil nisan Batak, nekara dari Kalimantan, dan kacip besi dari Bali. Motif singa pada keris Jawa dan Bali, bubungan atap rumah Bali. Motif hias burung terdapat pada topi penjuang suku Dayak, perahu akhir hayat suku dayak. Motif hias burung garuda terdapat pada lampu wayang dari Jawa, tiang pelita kayu dari Jawa Barat, pelita kuningan dari Surabaya, dan anglo tanah dari Cirebon. Motif hias ular terdapat pada yoni di Tulungagung, pancuran air kuningan dari Cirebon, keris dari Jawa, cagak gambang kayu dari Jawa, klekes karapan sape dari Madura. Sementara motif hias berupa kura-kura terdapat pada pinggan kayu dari Kalimantan Barat. Motif binatang banyak terdapat pada kain songket dan kain tenun. Motif hias tersebut berupa bentuk-bentuk hewan yang di stilir atau disederhanakan. Contohnya adalah motif kerbau dan motif burung. Selain merupakan lambang benua atas dan bawah, mirip halnya pada karya dua dimensi. Motif hias hewan pada karya seni rupa tiga dimensi memiliki makna yang lain. Beberapa diantaranya merupakan titian bagi orang yang sudah meninggal. Misalnya saja pada motif hias kuda pada perahu penjenazahan dan nisan suku Batak, serta motif kerbau pada suku Toraja. C. Motif Manusia Motif hias insan banyak terdapat pada karya seni rupa tiga dimensi yang ada di Nusantara. Motif insan biasanya berupa karya seni rupa itu sendiri yang lebih seperti bentuk aslinya. Selain itu motif insan ada yang berbentuk wayang dan topeng yang terdapat di beberapa kawasan yang ada di Nusantara. Karya seni rupa tersebut terbuat dari bahan kayu, batu, atau logam. Contoh karya seni rupa dengan motif manusia antara lain keris besi Majapahit dan Surakarta, tegal dan Yogyakarta, hulu keris gading dari Cirebon, Jawa Tengah, Buleleng, hulu keris kayu dari jawa, hulu keris emas dari Jawa Tenga, Bali, dan Goa. Dan beberapa bentuk patung misalnya di Muntilan Jawa Tengah, Kasongan, Trowulan, Bali, dan Asmat. Motif hias wayang contohnya terdapat pada piala air suci dari Denpasar, keris dari Jawa Barat, cerana tertutup dari Semarang, mangkuk kuningan dari Kalimantan, mainan dakon dan rebab dari Jawa Barat. Motif manusia dapat terdapat pada kain tenun dan songket, motif hias tersebut juga berbentuk manusia yang distilir atau disederhanakan, contohnya yaitu kain tenun songket yang menggambarkan kejadian penjajahan indonesia . Ragam hias yang terdapat pada topeng-topeng yang ada di Nusantara contohnya saja topeng dari Sumatera berbentuk penstiliran yang masih mendekati raut insan. Bentuk hiasannya berupa bentuk-bentuk motif-motif pilin berganda. Topeng dari jawa lebih menonjolkan aksara setiap topeng yang menggambarkan seorang tokoh dalam cerita. Motif hias pada bagian atas dan samping menggambarkan suatu aksesoris. Sementara topeng dari Bali banyak didominasi oleh ragam hias sulur-suluran. Sedangkan topeng dari suku Dayak banyak menggunakan motif hias berupa penstiliran bentuk-bentuk alam, termasuk bagian mata, hidung, dan lisan. Topeng dari Papua memiliki motif yang khas alasannya adalah raut muka dibuat dengan ornamen-ornamen sederhana. Motif hias pada karya seni rupa tiga dimensi melambangkan nenek moyang atau lambang kesaktian. D. Motif Ilmu Ukur Motif ilmu ukur yang tertera pada karya seni rupa tiga dimensi berupa bentuk-bentuk tumpal, pilin berganda meander, dan swastika. Salah satu acuan motif hias ilmu ukur terdapat pada periuk tertutup dari Makasar, pada hiasan rumah Toraja. Bentuk tumpal terdapat pada genderang kayu dari Kalmantan, pada candi Naga di Blitar. Sedangkan motif hias pilin berganda terdapat pada haluan perahu dari Tanimbar, dan motif hias meander terdapat pada lemari kecil yang berasal dari Palembang, pada koben atau perisai suku Wawi Anim dari Papua. Dari beberapa motif hias ilmu ukur yang ada, beberapa diantaranya sudah diketahui maknanya. Misalnya saja motif swastika sebagai lambang matahari. Masih ada beberapa motif ilmu ukur yang sulit dikelompokkan contohnya saja motif pengecap api dan pinggir awan. E. Motif Berupa Adegan Motif hias berupa adegan dalam karya seni rupa tiga dimensi dapat disejajarkan dengan motif hias pada kain batik. Jika pada batik motif-motif yang dipadukan embentuk corak batik, sedangkan pada karya seni rupa tiga dimensi motif-motif yang dipadukan mebentuk relief berupa adegan. Pada kain batik terdapat beberapa motif hias, demikian pula pada suatu adegan. Dalam suatu adengan terdapat motif insan, binatang, tumbuhan, dan benda-benda yang berkaitan dengan adegan tersebut. Bentuk sikap atau gaya motif hias akan memilih makna dari adengan tersebut. Contoh motif hias berupa adegan banyak terdapat pada relief. Misalnya saja relief wacana Budha di Candi Borobudur, relief perihal Ramayana pada Candi Prambanan, relief tentang kehidupan pada Candi Panataran, relief wacana sejarah perjuangan pada Tugu Monumen Nasional, dan aneka macam relief pada monumen-monumen perjuangan yang lainnya. Motif-motif hias pada karya senia rupa tiga dimensi dari banyak sekali daerah memiliki keunikan dan ciri khas sendiri-sendiri. Baik dari segi bentuk, teknik pembuatan maupun sejarah keberadaannya masing-masing memiliki ciri yang khas. Terima kasih telah membaca artikel di website semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!
wayang merupakan hasil motif hias seni rupa